Ajang SKMI Kian Digandrungi Kicaumania, MB Gagak Rimang & MB Sugali Raih Posisi Atas

AVESNEWS.COM – Gelaran Seduluran Kicau Mania Indonesia (SKMI) yang berdiri sejak Nopember tahun 2021 silam, kian digandrungi kicaumania. Terbukti sekitar 5 bulan terakhir, gelaran dengan konsep per blok dan cerdik membidik kicaumania yang hobinya mencari tantangan terbilang sukses. Seperti gelaran bertajuk SKMI G16 & G24 System, Minggu 10 April 2022 di gantangan The Hammer BC, Desa Karangpuri, Wonoayu Sidoarjo secara kuota target panitia terbilang sukses. Bahkan bukan hanya diluruk kicaumania sekitar Surabaya, Sidoarjo, Malang dan Gresik tapi juga kicaumania dari blok tengah.

Sedikitnya 14 sesion yang terbagi 9 kelas Muraibatu dan 5 kelas Cucak Hijau semuanya penuhi target panitia yang rata-rata 24 peserta. Bahkan bukan hanya kalangan akar rumput yang hadir tapi kalangan penghobi ternama juga meluruk gelaran dengan system per blok tersebut. Di penghujung acara sepasang Pasutri, Noni Ationg, sebagai penggagas SKMI mengucapkan terima kasih atas dukungan seluruh kicaumania di gelaran hari ini, serta memohon maaf bila masih banyak yang perlu dibenahi di gelaran SKMI. “Mohon saran kritik yang positif dari kicaumania semua untuk ke depan bisa lebih baik lagi,” ungkap Ationg yang diamini istrinya, Noni dihadapan beberapa media yang meliputnya.

Sebelum jadwal kelas tantangan yang tiketnya dibandrol 600K, dihelat kelas pembuka diberikan kepada peserta khusus komunitas murai nias “Black Tail”yang tiketnya 80K, dan  juara 1 direbut MB Sultan’s andalan lawas Toni Asami dari Jawara BC. Akan tetapi saat kelas tantangan yang pesertanya dibatasi 16, banyak kontestan yang kecewa lantaran tidak kebagian tiket utama. Jelasnya perebutan gelar dikelas utama yang hanya diambil 3 pemenang dengan hadiah juara 1 diganjar 4 juta berlangsung cukup tegang, tapi MB Gagak Rimang murainya H. Eko TPI yang merupakan mascotnya Jaddab BC yang sempat raih runner up di event SMM feat Priyanto Jaya SF (20 maret) lalu, kembali beraksi dengan meraih gelar podium utama.

Tak kalah tegang saat pertarungan kelas Wani Perih yang tiketnya dibandrol 510K,  MB Sugali salah satu andalan terbaik Ronny dari Sarikat SF yang kehadirannya terbilang terlambat, aksinya yang memukau dengan varian tonjolan disertai volume tembus-tembus, menjadikan para juri memberi gelar juara pertama padanya. Setidaknya, kondisi bulu MB Sugali yang terlihat tua yang diprediksi Ronny sekitar bulan Mei memasuki masa ngurak, bisa masih mampu bersaing dengan rivalnya yang terbilang sering ketemu di beberapa event yang menghelat khusus muraibatu. “Saya beryukur meski Sugali akan memasuki mabung, masih bisa bersaing dengan muraibatu yang namanya terbilang kondang di kancah perkontesan khusus muraibatu,” ucap Ronny bangga.

Pasalnya, pertarungan kelas ekor yang panjang berlangsung panas di setiap sesinya, apalagi jawara-jawara ternama yang selalu mengikuti hingga akhir sesi, salah satunya MB Rojobrono besutan baru HM Hidayat Medan yang sempat bikin kejutan borong juara di event SMM feat Priyanto Jaya SF 20 maret silam, dikawal Dewangga yang tampil di kelas Kicaumania tiket 110K, yang merupakan kelas penghujung di gelaran SKMI, aksinya tidak tertandingi yang akhirnya meraih koncer A mutlak.

Tak kalah sengit pertarungan di kelas Cucak Hijau, yang dihadiri para pendekar Cucak Hijau yang sering malang melintang di gelaran lintas EO, meski 5 kelas yang dipasang tidak ada yang mendominasi podium utama. Jelasnya Cucak Hjau kelas utama yang dibandrol tiket 210K, yang dipasang diurutan ke 6, CH Dorprez milik Pede Bex-Bex dari Blega BC yang dapat gelar juara pertama, bahkan pertarungan kelas Ijo yang tiketnya 110K diurutan ke 4, aksi CH Hokki andalan Tatang Aros Nusantara yang terbilang mencolok berhasil raih gelar juara pertama, bahkan aksi gilanya saat turun dikelas ijo Jamtrok 80K, durasinya cukup deras dan mendapat ganjaran posisi runner up.

Sementara skuad Sakti Mahendra dari Mahapatih Team yang keduanya tampil bersama-sama di kelas Ijo bersaudara 160K, posisi juara satu duanya dibabat semua, antara CH Congor Sakti duduki diposisi satu, dan CH Alcatraz diposisi dua. Tak kalah menariknya, salah satu peserta terjauh dari Jogjakarta yang kali pertama turun di blok timur, Afief Pandan Jaya, yang menurunkan CH Kalimaya besutan barunya yang tidak sia-sia dan di kelas Ijo 80K masuk posisi 3 besar.