
Sekitar sepekan lalu, agenda kerja tahunan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang diselenggarakan PBI Pengda Jatim bersama pengurus cabang Surabaya yang dihadiri puluhan pengurus cabang antar kota menghasilkan hasil kerja yang positif untuk kemajuan perburungan di wilayah Jawa Timur. Bahkan ekspektasi tahun 2020 bisa diwujudkan.
Pembahasan materi kerja yang digulirkan kepada para peserta Rakerda hampir sama persis dengan Rakerda tahun sebelumnya, yakni penangkaran diharapkan para ketua cabang lebih serius dalam mendatanya, bahkan diwajibkan ketua cabang berkenan untuk blusukan ke beberapa penangkar untuk bersosialisasi. “Karena PBI bukan serta merta mengurusi lomba tapi lebih dari itu yaitu pelestarian. Meski lomba tidak dinaifkan tapi bukan berarti lomba sebagai prioritas utama,” tegas Heri Soegihono selaku Ketua PBI Pengda Jatim.
Memasuki pembahasan soal fungsional dan struktural yang juga jadi topik utama dalam Rakerda, pengurus cabang sepakat untuk menghidupkan kembali fungsi struktural. Bahkan posisi fungsional diharapkan lebih tegas dalam kerjanya, khususnya dalam hal pembagian rekom ke masing-masing cabang. “Sehingga pemerataan rekom dinikmati seluruh juri yang sudah ber-SK, tanpa pandang kenal dekat maupun tidak,” tukas Heri pada avesnews belum lama ini.
Masih menurut Heri, kalau perlu pembenahan itu diawali dari lapangan langsung, agar tugas yang dibutuhkan dari masing-masing rekom berfungsi sebagaimana mestinya, dan setiap ketua panitia sebagai penyelenggara juga tegas dalam menegur kinerja juri maupun korlap. “Bahkan IP yang ditugaskan harus tegas dan wajib membuat laporan tertulis yang isinya bukan yang baik-baik saja, tapi apa” yang terjadi di lapangan juga dilaporkan. Tidak perlu sungkan, karena orang besar tidak berani menegur,” tegas ketua cabang Surabaya ini.
Topik lain yang tak kalah penting yang tak lain pendataan jumlah Cucak Hijau yang merupakan tugas yang belum terselesaikan. Oleh karena itu, Pengda Jatim berharap kepada seluruh kicaumania untuk mendatanya ke pihak BKSDA terdekat. “Bahkan kami berharap ke pihak BKSDA sendiri berani jemput bola dengan cara mendatangi lomba-lomba burung, agar secepatnya bisa diwujudkan permen 20 LKH tersebut, tambah Heri. “Buktinya, di lomba Mojokerto ini yang didata langsung pihak BKSDA, sekitar 111,” sahut Bambang yang juga pengurus PBI Pengda Jatim asal Bojonegoro itu.
Senada dengan Bagya Rahmadi ketua PBI Pusat ketika menghadiri lomba burung King of Majapahit 3 lalu, yang mengakui kalau Cucak Ijo sudah dimasukan sebagai daftar burung lindung sehingga seluruh pemiliknya wajib mendatanya. “Hanya saja, kami sebagai pengurus yang berkepentingan dalam hal ini, mengharapkan agar regulasinya segera diterbitkan pihak LKH agar peterjemahannya sama,” tegas Bagya dalam obrolan penutup.
